Implementation of ibn Miskawaih's Ethical Thought on Self-Meaning in the Social Environment
Main Article Content
Abstract
Belakangan ini, moralitas terhadap Tuhan dan manusia mulai menurun. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya berita terkait keseharian masyarakat yang menyimpang dari ajaran agama dan norma sosial, sehingga karena perbedaan menjadi pemicu kekerasan dan pembulian. Tujuan penelitian ini sebagai sebuah solusi bagi seseorang yang belum bisa mengendalikan dan menempatkan diri dengan memahami konsep etika Ibnu Miskawaih dan implementasinya. Metode penelitian yang digunakan adalah studi pustaka, dengan pendekatan historis-kritis. Temuan penelitian menunjukkan pemikiran etika Ibnu Miskawaih didasarkan pada pandangan tentang jiwa manusia. Tempat dimana seseorang pertama kali mengenal jiwanya dengan menyucikannya dari penyakit hati, dusta, dengki dan cinta berlebihan terhadap dunia. Penyakit hati dan penyucian jiwa bisa dicapai dengan belajar untuk selalu banyak beramal, menjauhi teman-teman yang serakah, hidup sederhana, belajar tentang agama dan mawas diri. Seseorang juga tidak boleh mempunyai ekstrim kelebihan dan ekstrim kekurangan, sehingga wajib memposisikan di tengah. Implementasi pemaknaan diri di lingkungan sosial dapat dilakukan dengan membersihkan hati, kemudian membiasakan diri berbuat baik sehingga nantinya menjadi kebiasaan yang mengarah pada kesehatan ilahi. Puncaknya adalah mampu berbuat baik secara langsung tanpa berpikir karena sudah menjadi kebiasaan untuk berbuat baik kepada siapapun walau berbeda keyakinan atau suku hinga negara. Penelitian ini memberikan wawasan tentang kontribusi pemikiran Ibnu Miskawaih dalam pemaknaan diri di lingkungan sosial.
Recently, morality towards God and man has begun to decline. This is evidenced by the many news related to people's daily lives that deviate from religious teachings and social norms, so that differences trigger violence and bullying. The purpose of this research is as a solution for someone who has not been able to control and position themselves by understanding the concept of Ibn Miskawaih's ethics and its implementation. The research method used is literature study, with a historical-critical approach. The findings of the study show that Ibn Miskawaih's ethical thinking is based on a view of the human soul. A place where a person first knows his soul by purifying it from liver disease, lies, envy and excessive love of the world. Liver disease and purification of the soul can be achieved by learning to always do a lot of charity, stay away from greedy friends, live simply, learn about religion and introspection. One should also not have extreme advantages and extreme disadvantages, so it is mandatory to position in the middle. The implementation of self-meaning in the social environment can be done by cleansing the heart, then getting used to doing good so that later it becomes a habit that leads to divine health. The peak is being able to do good directly without thinking because it has become a habit to do good to anyone regardless of beliefs or tribes to countries. This research provides insight into the contribution of Ibn Miskawaih's thought in self-meaning in the social environment.
Article Details
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
References
Abdullah, M. A. (1996). Studi Agama: Normativitas atau Historisitas. Pustaka Pelajar, X(2), 121.
Amin, A. (1977). Etika (Ilmu Akhlak) (p. hlm. 15). Bulan Bintang.
Anam, H., & Lessy, Z. (2022). Konsep Pemikiran Ibnu Miskuwaihi tentang Pendidikan Akhlak dan Relevansinya dengan Dunia Pendidikan Islam di Masa Modern. FONDATIA, 6(4), 955–971. https://doi.org/10.36088/fondatia.v6i4.2327
Asy’ari, M. (1999a). Filsafat Islam. Pustaka Setia.
Asy’ari, M. (1999b). Filsafat Islam. Gaya Media Pratama.
Barton, J. (1998). Historical Crtical Approaches dalam The Cambridge Companion To Biblical Interpretation. Cambridge University Press.
Hamdani, A. Y. (2020). Konsep Etika Muhammad Ibn Zakariyya ar-Razi. In Jurnal Filsafat dan Teologi Islam (Vol. 11, Issue 2). https://doi.org/10.32678/aqlania.v11i2.2738
Hatta, M. (2006). Alam Pikiran Yunani (Jilid 1 dan 2). Jakarta: Tintamas, 104.
Helmi Hidayat. (1999). Tahdzib al-Akhlak. Mizan.
Hidayat, A. W., & Kesuma, U. (2019). Analisis Filosufis Pemikiran Ibnu Miskawaih (Sketsa Biografi, Konsep Pemikiran Pendidikan, Dan Relevansinya Di Era Modern). Nazhruna: Jurnal Pendidikan Islam, 2(1), 87–107. https://doi.org/10.31538/nzh.v2i1.189
Istighfar Tour Rahmaniyah. (2010). Pendidikan Etika Konsep Jiwa dan Etika Perspektif Ibnu Miskawaih. UIN Malang Press.
Maragustam Siregar, M. T. M. N. Z. S. (2022). Rekonstruksi Pendidikan Karakter di Era Globalisasi: Studi Analisis Konsep Pemikiran Ibnu Miskawaih. Jurnal Pendidikan Agama Islam Al-Thariqah, 7(1), 28–39. https://doi.org/10.25299/al-thariqah.2022.vol7(1).9468
Maula, A. R. (2021). Pendidikan Karakter dalam Islam: Analisis Filosofis Ibnu Miskawaih dalam Kitab Tahzibul Akhlak. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Raushan Fikr, 10(1), 68–76. https://doi.org/10.24090/jimrf.v10i1.4684
Mohammad, M. (2018). MEMAHAMI TEORI-TEORI ETIKA: CAKRAWALA DAN PANDANGAN. Jurnal Uiversitas Negeri Jakarta, 193–215.
Mubin, M. S. (2020). PENDIDIKAN KARAKTER MENURUT IBNU MISKAWAIH DAN IMPLEMENTASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN MASA PANDEMI. JURNAL REFORMA, 9(2), 114. https://doi.org/10.30736/rf.v9i2.319
Muhammad, N. (2023). Ada 971 Kasus Bunuh Diri sampai Oktober 2023, Terbanyak di Jawa Tengah. Databook.
Nata, A. (2003). Para Tokoh Pendidikan Islam (S. Tarmizi (ed.); 1st ed.). Amzah.
Nizar, N., Barsihannor, B., & Amri, M. (2017). PEMIKIRAN ETIKA IBNU MISKAWAIH. KURIOSITAS: Media Komunikasi Sosial Dan Keagamaan, 10(1), 49–59. https://doi.org/10.35905/kur.v10i1.584
Nyaman Bagus Purwaniawan. (2024). Pelaku pembunuhan satu keluarga di Penajam terancam hukuman mati. Antara.
Prasetiya, B. (2018). Dialektika Pendidikan Akhlak dalam Pandangan Ibnu Miskawaih dan Al-Gazali. Intiqad: Jurnal Agama Dan Pendidikan Islam, 10(2), 249–267. https://doi.org/10.30596/intiqad.v10i2.2381
Rizih, R. A. (2017). Filsafat Pendidikan Islam. Inspiratif Pendidikan, June, 1–4.
Sugiyono. (2021). Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Alfabeta.
Yasin, R. (2017). Sejarah Perkembangan Pemikiran Etika. Pendidikan Islam, 4(1), 9–15.
Zed, M. (2017). Metodologi Penelitian Kepustakaan (p. 94). Yayasan Obor Indonesia.