MAKNA YANG HILANG DALAM TERJEMAH AL_QUR'AN STUDI TERHADAP SURAT AL-QASHASH AYAT 10 VERSI KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA

Main Article Content

Alwisyah Dalimunthe

Abstract

The translation of the Qur'an has a great contribution in understanding the Qur'an for non-Arabic people, especially Indonesians. One of the weaknesses of translating Arabic into Indonesian is the lack of Indonesian vocabulary. As a result, in some translations there is a loss of original meaning, such as in the translation of the Qur'an issued by the Ministry of Religious Affairs of the Republic of Indonesia (Kemenag RI). The discussion in this article focuses on the meaning of the words "fuad" and "qalb" found in Surah al-Qashash  10 in the Ministry's translation verse. From this study, it is known that both words are translated using one word, namely "heart". In comparison with the original meaning and the interpretations of the scholars, it is known that the word "fuad" means "emotion" and "qalb" means "emotion that changes continuously". The difference in the meaning of the two words is so significant that it also affects the understanding of the content of the Qur'an. This happens because of the lack of Indonesian vocabulary, making it difficult to be the right equivalent in meaning. Thus, it is necessary to re-study the translation of the Qur'an so that it is closer to the original meaning.


Terjemah al-Qur’an memiliki sumbangsih besar dalam memahami al-Qur’an bagi bangsa non-Arab khususnya bangsa Indonesia. Salah satu kelemahan menerjemahkan bahasa Arab ke bahasa Indonsia adalah minimnyanya kosakata bahasa Indonesia. Akibatnya, dalam beberapa terjemah terjadi kehilangan makna aslinya, seperti pada terjemahan al-Qur’an yang dikeluarkan oleh Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag RI). Pembahasan pada artikel ini berfokus pada makna kata “fuad” dan “qalb” yang tedapat dalam surat al-Qashash ayat 10 pada terjemahan Kemenag RI itu. Dari kajian ini, diketahui bahwa kedua kata itu diterjemahkan dengan menggunakan satu kata yaitu “hati”. Sedangkan dalam perbandingan dengan makna asli serta tafsir para ulama diketahui bahwa kata itu “fuad” bermakna “emosi” dan “qalb” bermakna “emosi yang berubah terus menerus”. Perbedaan makna kedua kata itu sangat signifikan sehingga mempengaruhi pula dalam memahami kandungan al-Qur’an. Hal ini terjadi karena minimnya jumlah kosakata bahasa Indonesia sehingga sulit menjadi padanan yang tepat dalam memaknainya. Dengan demikian, perlu kiranya dilakukan kajian ulang terhadap terjamah Al-Qur’an agar  lebih mendekati terhadap makna aslinya.

Downloads

Download data is not yet available.

Article Details

How to Cite
Dalimunthe, Alwisyah. “MAKNA YANG HILANG DALAM TERJEMAH AL_QUR’AN: STUDI TERHADAP SURAT AL-QASHASH AYAT 10 VERSI KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA”. PERADA 6, no. 2 (January 5, 2024). Accessed January 22, 2025. https://ejournal.stainkepri.ac.id/index.php/perada/article/view/1240.
Section
Articles

References

‘Abd al-‘Adzim al-Zarqani, Manahil Al-’Irfan Fi Ulum Al-Qur’an, ed. by Fawwaz Zamarli (Beirut: Dar al-Kutub al-’Arabiy, 1995)

‘Ali bin Muhammad al-Jurjani, At-Ta’rifat, ed. by ‘Alwi Abu Bakar Muhammad al-Saqqaf (Jakarta: Dar al-Kutub al-Ilmiyyah, 2012)

’Ali bin Muhammad al-Mawardi, An-Nukat Wa Al-’Uyun, ed. by As-Sayyid bin Abdul Maqsud bin Abdurrahim (Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyyah, 2010)

Abdul Mustaqim, Metode Penelitian Al-Qur’an Dan Tafsir (Yogyakarta: Idea Press, 2015)

Abu Hilal al-’Askari, Mu’jam Al-Furuq Al-Lughawiyyah (Qum: Muassah Al-Nasyr Al-Islamiy, 2000)

Aceh, Abu Bakar, Sejarah Al-Qur’an (Solo: Ramadhani, 1986)

Ahmad Izzan, ‘Ulûmul Qurân: Telaah Tektualitas Dan Kontekstualitas Al-Qurân (Bandung: Humaniora, 2011)

Al-Baghawi, Ma’alim at-Tanzil, ed. by Muhammad bin Abdullah An-Namr (Kairo: Dar Thayyibah li An-Nasyr wa At-Tauzi’, 1989)

Al-Fakhr Al-Razi, Mafatih Al-Ghaib (Beirut: Dar Al-Fikr, 1981)

Anselmus Bata, ‘Bahasa Indonesia Punya 127.000 Kosakata, Bahasa Inggris Lebih Dari 1 Juta’, 2018 [accessed 7 January 2024]

As-Suyuthi, Jalaluddin, Al-Itqan Fi Ulum Al-Qur’an (Beirut: Dar Al-Fikr, 1951)

Dadan Rusmana, Tafsir Ayat-Ayat Sosial Budaya: Tafsir Maudhu’I Terhadap Ayat-Ayat Al-Qur’an Yang Berkaitan Dengan Budaya, Sejarah, Bahasa Dan Sastra (Bandung: Pustaka Setia, 2014)

Egi Sukma Baihaki, ‘Penerjemahan Al-Qur’an: Proses Penerjemahan Al-Qur’an Di Indonesia’, Ushuluddin, 25.1 (2017) <https://doi.org/10.24014/jush.v25i1.2339>

Hamam Faizin, ‘Percetakan Al-Qur’an Dari Venesia Hingga Indonesia’, Esensia, XXI.1 (2011)

Ibnu Mandzur, Lisan Al-’Arab (Kairo: Dar Al-hadis, 2013)

Ismail bin Abdurrahman Al-Suddy, Tafsir Al-Suddiy Al-Kabir, ed. by Muhammad ‘Atha’ Yusuf (Kairo: Dar al-Wafa’, 1993)

Jawad ’Ali, Al-Mufasshal Fi Tarikh Al-’Arab Qabl Al-Islam (Kairo: Dar al-Saqiy, 1968)

Kadar M Yusuf, Studi Al-Qur’an (Jakarta: Amzah, 2012)

M. Hadi Makrifat, Sejarah Al-Qur’an (Jakarta: Al-Huda, 2007)

Manna al-Qatthan, Mabahits Fi ‘Ulum Al-Qur’An (Kairo: Maktabah Wahbah, 2012)

Muhammad ’Ali As-Shabuniy, Ulumul Qur’an (Bandung: Pustaka Setia, 1991)

Muhammad At-Thahir bin ’Asyur, ‘At-Tahrir Wa At-Tanwir’, 1 (Tunisia: Dar at-Tunisiyah Li An-Nasyr, 1984), p. 748

Muhammad Daud Dahlan, Sesat Menyesatkan (Mengungkap Kekeliruan Terjemahan Dan Tafsir AlQur’an Yang Beredar Di Indonesia) (Jakarta: Al-Idrisiyyah, 2010)

Muhammad Quraish Shihab, Kaidah Tafsir: Syarat, Ketentuan, Dan Aturan Yang Patut Anda Ketahui Dalam Memahami Al-Qur’an (Jakarta: Lentera Hati, 2015)

———, Wawasan Al-Qur’an, IX (Bandung: Al-Mizan, 1999)

Muhammad Thalib, Al-Qur’anul Karim Tarjamah Tafsiriyah Dalam Pengantar Penerjemah (Yogyakarta: Ma’had An-Nabawi, 2011)

Oemar Bakri, Tafsir Rahmat (Jakarta: Mutiara, 1986)

Philip Kotler, Manajemen Pemasaran, 13th edn (Jakarta: PT.Index, 2009)

Sthepen P. Robinson, Prilaku Organisasi, 16th edn (Jakarta: Salemba Empat, 2015)

Taufikurrahman, ‘Kajian Tafsir Di Indonesia’, Jurnal Mutawâtir, 1 (2012)

Teungku M. Hasbi Ash-Shiddieqy, Tafsir Al-Bayan: Tafsir Penjelas Al-Qur’anul Karim (Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2012)