SUSUR GALUR TAREKAT NAQSABANDIYAH DI KEPULAUAN RIAU BERDASARKAN KITAB KAIFIYAH AL-DZIKIR ‘ALA THA-R?QAH AN-NAQSABANDIYAH AL-MUJADDIDIYAH AL-AHMADIYAH

Main Article Content

Muhammad Faisal

Abstract

Tulisan ini fokus membahas tentang penyebaran tarekat Naqsabandiyah yang berada di kerajaan Riau-Lingga berdasarkan kitab Kaifiyah al-Dzikir ‘ala Thar?qah an-Naqsabandiyah al-Mujaddidiyah al-Ahmadiyah (KZTN) karya Syekh Muhamad Shalih az-Zawawi. Dengan pendekatan sejarah sosial-intelektual, terungkap bahwa penyebaran tarekat Naqsabandiyah tidak lepas dari pengaruh hubungan Penyengat dan Haramain. Hubungan ini bermula dari perjalanan rihlah dan menunaikan ibadah haji yang dilakukan oleh Raja Ahmad dan Raja Ali Haji beserta rombongannya. Hubungan keilmuan yang kuat antara Haramaian dan nusantara, khususnya untuk Kepulauan Riau menguatkan dasar bagi pembangunan ajaran dan pemahaman keagamaan di Kepulauan Riau. Ciri paling penting dalam jaringan tersebut adalah hubungan keilmuan tersebut membentuk sal?sila? dan ij?zah yang berkesinambungan sebagai bukti berterusnya ajaran dan muktabarah. Selain memuat jalur sisilah, kitab KZTN termuat tata cara zikir yang berlaku pada tarekat Naqsabandiayah al-Ahmadiyah. Sedangkan sosok yang cukup berpengaruh dalam perkembangan selanjutnya ialah Yang Dipertuan Muda Raja Muhammad Yusuf al-Ahmadi, sebagai orang yang mendapatkan bai’ah dari Syekh Muhammad Shalih az-Zawawi sebagai khalifah tarekat untuk Riau-Lingga.


 


ABSTRAC:


This paper focuses on discussing the distribution of the Naqsabandiyah order in the Riau-Lingga kingdom based on the book Kaifiyah al-Dzikir ‘ala Thar?qah an-Naqsabandiyah al-Mujaddidiyah al-Ahmadiyah (KZTN) by Syekh Muhamad Shalih az-Zawawi. With a socio-intellectual historical approach, it was revealed that the spread of the Naqsabandiyah Order could not be separated from the influence of Penyengat and Haramain relationship. This relationship stems from the journey of rihlah and performing the pilgrimage performed by Raja Ahmad and Raja Ali Haji and their entourage. The strong scientific relationship between Har Peace and the Archipelago, especially for the Riau Islands, strengthens the basis for the development of religious teachings and understanding in the Riau Islands. The most important feature in this network is that the scientific relationship forms a continuous sal?sila? and ij?zah as evidence of continuity of teachings and muktabarah. Apart from containing the side paths, the KZTN book contains the dhikr procedures that apply to the Naqsabandiyah al-Ahmadiyah order. Meanwhile, a figure who was quite influential in further developments was Yang Dipertuan Muda Raja Muhammad Yusuf al-Ahmadi, as a person who received bai'ah from Syekh Muhammad Shalih az-Zawawi as caliph of the tarekat for Riau-Lingga.

Downloads

Download data is not yet available.

Article Details

How to Cite
Faisal, Muhammad. “SUSUR GALUR TAREKAT NAQSABANDIYAH DI KEPULAUAN RIAU BERDASARKAN KITAB KAIFIYAH AL-DZIKIR ‘ALA THA-R?QAH AN-NAQSABANDIYAH AL-MUJADDIDIYAH AL-AHMADIYAH”. PERADA 3, no. 1 (July 8, 2020): 11–27. Accessed March 18, 2025. https://ejournal.stainkepri.ac.id/index.php/perada/article/view/65.
Section
Articles

References

Aboebakar, Atjeh, Pengantar Ilmu Tarekat (Uraian Tentang Mistik) (Solo: Ramadhani, 1985)

Azra, Azyumardi, Jaringan Ulama: Timur Tengah Dan Kepulauan Nusantara Abad XVII Dan XVIII: Melacak Akar-Akar Pembaruan Pemikiran Islam Di Indonesia (Mizan, 1994)

Az-Zawawi, Muhammad Shaleh, Kaifiyah Al-Dzikir ‘ala Tharīqah an-Naqsabandiyah al-Mujaddidiyah al-Ahmadiyah (Penyengat: Al-Ahmadi, 1891)

Fathurahman, Oman, Tarekat Syattariyah Di Minangkabau (Prenadamedia Group, 2008)

Lubis, Nabilah, ‘Teori, Metode Penelitian Filologi’, Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Publish, 2006

Putten, Jan Van der, ‘Printing in Riau; Two Steps toward Modernity’, Bijdragen Tot de Taal-, Land-En Volkenkunde/Journal of the Humanities and Social Sciences of Southeast Asia, 153.4 (1997), 717–736

Raja Ali Haji, Tuhfat Al-Nafis, ed. by Virgina Metheson Hooker (Kuala Lumpur: Fajar Bhakti, 1982)

Snouck Hurgronje, Christiaan, Mekka in the Latter Part of the 19th Century: Daily Life, Customs and Learning; the Moslims of the East-Indian Archipelago (Brill, 2007)

Sri, Mulyati, Tarekat-Tarekat Muktabarah Di Indonesia (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011)

Syahid, Achmad, ‘Sufistikasi Kekuasaan Pada Kesultanan Riau-Lingga Abad XVIII-XIX M’, Ulumuna, 9.2 (2005), 295–312

Thohir, Ajid, Gerakan Politik Kaum Tarekat: Telaah Historis Gerakan Politik Antikolonialisme Tarekat Qadiriyah-Naqsyabandiyah Di Pulau Jawa (Pustaka Hidayah, 2002)

Van Bruinessen, Martin, ‘Tarekat Naqsyabandiyah Di Indonesia’, Bandung: Mizan, 1998

Weismann, Itzchak, The Naqshbandiyya: Orthodoxy and Activism in a Worldwide Sufi Tradition (Routledge, 2007)

Zakariya, Hafiz, and Wiwin Oktasari, ‘Print Culture in the Sultanate of Riau-Lingga during the Late Nineteenth and Early Twentieth Centuries’, Asian Research Journal of Arts & Social Sciences, 2019, 1–9